Tampilkan postingan dengan label Hari-hari di Papua. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hari-hari di Papua. Tampilkan semua postingan

Perjuanganku menjadi seorang guru muda di sm3t di Papua tepatnya kabupaten Lanny Jaya. Lebih tepatnya lagi di kampung Gipura, distrik Poga. Perjuangan menjadi guru di daerah terpencil demi masa depan yang lebih cerah. Masa kontrak ini hanya satu tahun dan setelah itu kami akan kembali ke tempat asal kami masing-masing untuk kembali kuliah profesi.
Sungguh aku sudah terpaut hati pada anak-anak poga ini. Aku sayang mereka. Aku baru tahu betapa berartinya seorang guru disini. Mungkin kalau di kampungku aku takkan merasakan pentingnya menjadi seorang guru untuk masa depan bangsa ini. Mereka datang ke sekolah dari segala arah. Entah dari balik gunung yang mana. Yang pasti mereka datang dari banyak kampung. Sekitar lebih dari delapan kampung. Mereka belum bisa baca, tulis dan hitung. Kami ajar mereka hal itu. Mereka bawa sayur dan kayu bakar untuk kami. Cukuplah gunung-gunung dan kabut sekitar menjadi saksi perjuangan kami.
Aku berjuang untuk mengajar mereka dan mereka berjuang untuk belajar ke sekolah

Mengabdi di Poga

by on Desember 04, 2013
Perjuanganku menjadi seorang guru muda di sm3t di Papua tepatnya kabupaten Lanny Jaya. Lebih tepatnya lagi di kampung Gipura, distrik Poga...



Yah, beginilah Poga, seperti bagian Lanny Jaya lainnya. Tiada kata tidak dingin. Wajar saja Lanny Jaya mendapat julukan Swiss-nya Indonesia. Poga adalah salah satu daerah di kabupaten Lanny Jaya yang sebenarnya secara tata kota sangat tidak rapi. Jauh dari pusat ibu kota yaitu Tiom. Poga diapit empat kabupaten yaitu Lanny Jaya, Memberamo tengah, Jayawijaya dan Tolikara. Hanya butuh sabar untuk bisa menjalani kehidupan disini. Itulah yang tengah ku lakukan. Berusaha untuk sabar dalam menghadapi hari demi hari yang masih lama berakhirnya dan tetap berusaha semangat dalam menjalankan tugas Negara ini. Tugas mulia menjadi seorang guru di daerah terpencil Negara kesatuan Republik Indonesia.
Tadi pagi bingung mau mengajar dari mana. Akhirnya ku putuskan untuk menggulang perbaikan huruf b, d, p. tapi ku awali dengan sesuatu yang agak beda agar anak-anak tidak bosan. Setiap hari hanya belajar membaca saja. Ku tunjukkan pada mereka sebuah peta papua. Ku ceritakan sedikit tentang papua dan Indonesia. Juga ku dengarkan lagu dari sabang sampai merauke. Sembari mereka mencari nama daerah yang ku sebut. Ini menjadi salah satu parameter apakah mereka sudah benar bisa membaca dengan baik apakah tidak.  Beberapa anak bisa mencari daerah yang ku ucapkan. Tapi yang lainnya masih menunjuk sembarangan.
Tiba-tiba sebuah helikopter lewat di atas langit poga yang cerah. Padahal tadi malam habis diguyur hujan lebat dan dinginnya? Jangan tanya betapa dinginnya hingga pagi tadi. Bahkan kami berpikiran sekolah pagi ini akan libur karena cuaca basah dan dingin. Kenyataannya memang begitu. Hanya beberapa anak pagi hingga jam sembilan satu per satu datang terlambat.
Kembali ke cerita pesawat. Dari pada mereka tidak konsen mendengar ceritaku, lebih baik ku ajak mereka melihat helikopter dari dalam kelas sembari mengajak mereka berteriak, “Pesawat….anak-anak Poga disini.” Mereka begitu bersemangat. Setelah helikopter lewat, aku kembali bercerita sedikit tentang Papua dan Indonesia.
Tak lupa ku masukkan motivasi untuk rajin belajar agar menjadi orang sukses. Mereka terdiam dan mungkin tengah berpikir. Setelah itu baru ku lanjutkan belajar membaca.

Poga

by on Desember 04, 2013
Yah, beginilah Poga, seperti bagian Lanny Jaya lainnya. Tiada kata tidak dingin. Wajar saja Lanny Jaya mendapat julukan Swis...