Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

Sepeda Listrik di Madinah
Naik Sepeda Listrik di Madinah

Madinah membawa rasa haru dan tenang. Kota suci ini seperti punya ritme sendiri—pelan, damai, tapi mengalirkan energi spiritual yang luar biasa. Jika kamu berada di Madinah, rasanya kurang pas jika tidak mencoba naik sepeda listrik di sana. Di sela waktu yang terbatas selama ziarah, aku sempat merasakan pengalaman baru: keliling sekitaran Masjid Nabawi dengan sepeda listrik!


Jujur, awalnya aku nggak merencanakan sama sekali. Tapi saat melihat beberapa orang dengan tenangnya menyusuri jalanan di sekitar masjid menggunakan sepeda listrik, aku langsung berpikir: “Kenapa nggak coba juga?” Ditambah lagi waktu itu aku membawa seorang anak kecil yang terus merengek minta diberi hadiah karena hari itu bertepatan dengan hari kelahirannya. Dia minta hadiahnya adalah naik sepeda keliling Masjid Nabawi. Dari pagi hingga menjelang berangkat ke Mekkah, aku masih hiruk pikuk terkait peminjaman sepeda ini. Pasalnya adalah rekening dengan akses internasional kosong dan lupa diisi. Sementara rekening yang ada uangnya hanyalah rekening untuk akses dalam Indonesia. Di situ aku merasa panik.

Penyewaan Praktis, Tanpa Ribet

Ternyata, di beberapa titik sekitar Masjid Nabawi—terutama dekat area parkir dan trotoar sekitar hotel—tersedia sepeda listrik yang bisa disewa menggunakan aplikasi. Kebetulan tempat sewa sepeda ini ada di bagian depan penginapan kami. Aku tinggal unduh aplikasinya (waktu itu aku pakai Careem Bike). Berikut cara menyewa sepeda listrik tersebut.

1. Unduh Aplikasi Careem BIKE

  • Aplikasi ini tersedia di Google Play Store dan Apple App Store.
  • Pastikan kamu unduh aplikasi Careem BIKE, bukan aplikasi utama Careem untuk ride-hailing.

2. Registrasi Akun

  • Gunakan email dan nomor telepon aktif (nomor luar negeri juga bisa, asal bisa verifikasi).
  • Lengkapi data sesuai petunjuk (nama, metode pembayaran, dll).

3. Pilih Jenis Paket

  • Careem menyediakan beberapa opsi:
    • Single Ride (sekitar 20 menit)
    • Daily Pass
    • Weekly/Monthly Pass
  • Pilih sesuai kebutuhanmu. Untuk wisatawan, single ride atau daily pass paling cocok.

4. Cari Lokasi Sepeda Terdekat

  • Aplikasi akan menampilkan peta lokasi sepeda yang tersedia.
  • Biasanya banyak tersebar di sekitar Masjid Nabawi, terutama dekat hotel-hotel besar.

5. Scan QR Code pada Sepeda

  • Setelah menemukan sepeda, cukup scan QR code yang ada di setang.
  • Sepeda akan otomatis terbuka dan siap digunakan.

 

Cara Peminjaman Sepeda Listrik di Madinah
Cara Peminjaman Sepeda Listrik di Madinah

Hari itu aku kebetulan gak bisa menggunakan no rekeningku karena akses rekeningku tidak internasional. Ketika pendaftaran menggunakan rekening, pendaftaran membutuhkan kode CVV (ada di bagian kartu atm). Aku bolak balik minta tolong ke orang dan money charger karena anak kecil itu terus merengek. Tapi tidak ada yang bisa membantu. Sampai akhirnya ketika sudah pasrah, ada seorang abang-abang yang baru saja memarkir sepedanya.


Aku menyapanya dan menyampaikan maksudku yang dari tadi tidak bisa menyewa sepeda. Aku menawarkan untuk barter uang tunai dan non tunai. Tapi beliau justru memberikan peminjaman gratis selama akses gratis 30 menit nya saja. Beliau berpesan agar kami tidak lebih dari 30 menit karena akan terkena biaya. Alhamdulillah nya lagi hari itu memang sedang promo gratis pemakaian selama 30 menit. Ya rezeki anak kecil itu pikirku. Terima kasih abang-abang yang aku lupa Namanya. Yang pasti beliau masih muda dan berasal dari Jakarta.


Kami pun akhirnya keliling-keliling sekitar 15 menit. Kami sudah cukup senang menggunakan sepeda listrik tersebut meski singkat.


Keliling Ringan Tapi Berkesan

Karena waktuku nggak banyak, aku hanya berkeliling di area sekitar Masjid Nabawi. Tapi rasanya cukup untuk sekadar menikmati suasana Madinah dari sudut yang berbeda. Aku bisa lebih cepat mencapai beberapa titik tanpa harus berjalan jauh, apalagi di cuaca yang cukup panas siang itu.


Sambil mengayuh pelan. Eh, maksudnya, sambil melaju pelan karena ini sepeda listrik, aku menikmati pemandangan dhuha hari itu. Momen singkat, tapi menyenangkan.


Tips Buat Kamu yang Mau Coba Juga

Kalau kamu nanti ke Madinah dan punya waktu terbatas seperti aku, naik sepeda listrik ini bisa jadi pilihan seru dan hemat tenaga. Ini beberapa tips dariku:

  • Unduh aplikasinya sebelum keluar hotel. Ini adalah upaya hemat waktu dan bisa langsung pakai.

  • Gunakan sepeda hanya di area yang diperbolehkan. Biasanya di luar pelataran utama Masjid Nabawi.

  • Jangan lupa top-up saldo atau siapkan metode pembayaran digital. Jangan sampai kejadian seperti apa yang aku alami.

  • Pakai alas kaki yang nyaman dan pakaian yang tidak terlalu longgar agar aman saat berkendara.

  • Pilih waktu yang adem. Seperti pagi atau menjelang maghrib, supaya nggak terlalu panas.

 

Naik sepeda listrik di Madinah mungkin terdengar sepele, tapi bagiku itu jadi pengalaman kecil yang membekas. Di sela ibadah dan ziarah, ada momen istimewa di mana aku bisa merasakan Madinah dengan cara yang berbeda, lebih santai, lebih bebas, tapi tetap penuh rasa syukur.


Kalau kamu punya waktu terbatas di Madinah, tapi tetap ingin menikmati suasana kota dengan cara praktis dan menyenangkan, sepeda listrik ini bisa jadi teman setia.

 

Satu cita-citaku alhamdulillah terwujud di akhir tahun 2024 kemarin. Cita-cita itu adalah umroh. Cita-cita yang muncul di pikiran anak kecil usia sekolah dasar hari itu. Entah darimana asal datangnya cita-cita itu. Secara keluargaku bukan keluarga sangat religius atau keluarga pondokan. Sekolahku juga hanya di sebuah sekolah dasar negeri yang ada di desa. Anehnya setelah dewasa ini aku bersyukur punya cita-cita itu sejak kecil.


Bilamana tetangga, guru, atau sesiapa kudapati kabarnya akan berangkat umroh dan haji, aku akan bersegera mendatanginya dan meminta didoakan agar punya kesempatan pula untuk umroh dan haji. Di samping itu, tak lupa pula aku minta didoakan agar hidupku senantiasa Allah ridhoi. Ketika mengetik tulisan ini aku baru sadar, kok bisa ya waktu kecil dulu aku berpikiran seperti itu? Setelah dewasa baru perlahan kupelajari keistimewaan Madinah dan Mekkah.


Pengorbanan Harta

Meski telah lama memimpikan tanah suci, aku kerap dilanda perasaan bagaiamana cara mewujudkannya. Sampai akhirnya empat hari sebelum oktober beranjak, aku menelepon mama dan mengatakan bahwa libur akhir tahun umroh saja berdua. Tapi cari jadwal yang memang sudah libur di bulan desember dan tidak mengharuskanku mengurus cuti ke dinas - dalam artian aku libur sesuai waktu saja. Jika harus menambah libur dan berurusan dengan dinas, rasanya akan riweh sekali.


Mama dan papa mencarikan info travel, jadwal dan teknis pembayaran. Hari itu juga aku langsung transfer uang muka alias DP untuk keberangkatan. Bismillah. Uang muka sudah dibayar, insyaallah Allah sehatkan dan kami berangkat umroh. Itu saja doaku hari itu. Mama memastikan betul bahwa apakah aku punya uang dan cukup untuk biaya dan hal lain yang diperlukan semasa umroh. 


Saat itu kubilang gapapa. Uang tabunganku memang bisa dibilang pas-pasan. Setelah akhirnya melunasi biaya keberangkatan. saldo rekeningku saja tinggal beberapa ratus ribu (kondisi paling kritis selama aku kerja. Heeh. Tapi aku selalu percaya atas apa yang Allah beri. Nyatanya selama ini seluruh kebutuhan hidupku Allah cukupkan. Bahkan ketika umroh saja, uang yang pas-pas itu cukup untuk jajan cantik dan membelikan oleh-oleh untuk orang terdekat. Alhamdulillah.


Selama pengurusan administrasi, meski diurus jarak jauh, alhamdulillah tidak ada kendala. Aku memang sudah punya paspor, biaya sudah dibayar, keperluan surat vaksin juga sudah, hanya manasik umroh saja yang tidak kuikuti. Berhubung akhirnya keberangkatan kami putuskan lewat Pekanbaru, bukan Batam.


Jadilah ketika libur sekolah dimulai, aku segera pulang ke Pekanbaru. Dari Pulau Kundur ini aku naik speed boat Tenggiri Exspress seperti biasanya aku pulang ke rumah dari tempat tugasku. Perjalanan ditempuh selama lebih kurang empat hingga lima jam. Setibanya di Pelabuhan Mengkapan atau disebut juga Pelabuhan Tanjung Buton, Siak, aku lanjut naik travel selama lebih kurang empat jam juga. Sampai di rumah sekitar waktu ashar atau menjelang magrib. Tergantung banyaknya penumpang dan kemacetan jalanan.


Keberangkatan

Tiga hari berada di rumah, tibalah hari keberangkatan kami. Dari rumah menuju bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru hanya tiga puluh menit. Di bandara para jamaah juga berdatangan. Bandara hari itu rame sekali dengan orang seragaman, seragam travel. Bandara penuh dengan rombongan jamaah umroh. 


Aku duduk bersama rombongan dari travelku yang dari jauh sudah kutandai warna pakaian seragamnya. Mama duduk di sampingku. Sambil menunggu anggota lengkap dan pendamping rombongan kami, aku dan mama berkenalan dengan para jamaah lainnya. 


Ketika pendamping sudah hadir, kami dikumpulkan dan diberi arahan dari orang travelnya. Tak lama kemudian, kami masuk ke ruang tunggu. Papa dan adikku yang ikut mengantar, harus berpisah sementara denganku sampai di ruang tunggu luar. Sementara aku dan mama lanjut masuk ke pemeriksaan internasional. 


Di dalam kami menunggu lagi sekitar satu jam. Meski begitu, aku tak merasa jenuh karena wifi bandara dan colokan sangat oke. Begitu diumumkan pesawat yang akan membawa kami ke tanah suci sudah siap, kami pun berdiri dan terus masuk ke dalam pesawat. 


Ohiya, hari itu aku sedang berpuasa sunnah hari kamis. Sengaja aku tetap melanjutkan puasa dalam perjalanan ini karena ku ingin merasakan perjuangan berlelah-lelah puasa menuju tanah suci. Apakah aku sanggup? Hitung-hitung juga latihan jika kelak diberi kesempatan lagi umroh di bulan ramadan.


Pesawat kami djadwalkan akan transit di Singapura sekitar satu jam. Perjalanan dari Pekanbaru ke Singapura hari itu sekitar satu jam setengah. Setiba di Singapura, transit satu jam itu tidak terasa. Pasalnya berpindah dari satu gate ke gate lainnya, masuk waktu zuhur dan makan siang. Orang-orang pada makan siang dulu karena sudah dibekali sama travelnya. Aku cuman jagaain barang saja.

Trasnit di Singapura
Transit di Singapura

Di Singapura orang-orang langsung berebutan mengisi botol airnya dari keran-keran air yang disediakan oleh pihak bandara Singapura. Enaknya di bandara Singapura begitu, bisa ambil air sepuasnya dari keran-keran umum. Bukan hanya di bandara sih, di masjid dan fasilitas umum lainnya kita gak bakal kesusahan buat minum air putih.


Tak lama, kami dipanggil untuk masuk kembali ke dalam pesawat. Pesawatnya besar sekali. Yang kubayangkan saat itu adalah bagaimana menata diri untuk tetap nyaman selama perjalanan di atas sembilan jam ini. Pengalaman penerbangan terlamaku dulu pernah mencapai tujuh jam. Itu ketika aku berangkat dari Pekanbaru menuju Jayapura, Papua.


Pilot menyampaikan bahwa penerbangan menuju Jeddah akan segera dimulai. Pelan-pelan pesawat beranjak ke atas. Aku menikmati perjalanan dan pemandangan bangunan-bangunan Singapura menghilang tertutup awan. Aku komat kamit berdoa agar Allah berikan kami kesehatan dan kesempatan untuk tetap hidup. Mengingat ada banyak cerita perjalanan umroh yang aku dengar sebelumnya. Aku berdoa masih ingin umroh versi lengkap dengan keluargaku di waktu lain.

Penerbangan menuju Jeddah
Penerbangan menuju Jeddah

Tiba di Madinah

Kami tiba di bandara King Abdul Aziz, Jeddah pukul 21.30 WSA. Ketika mendengar suara pilot sebagaimana video reels instagram, hatiku melompat bahagia, berbunga-bunga. Akhirnya aku bisa mendengar sendiri kalimat pilot, "Selamat datang di bandara King Abdul Aziz, Jeddah." Aku sengaja mempersiapkan alat rekam agar bisa merekam suara pilot tersebut. Ini perjalanan mahal batinku. 


Setibanya di Jeddah, kami keluar melewati antrian panjang imgrasi, sampai akhirnya bertemu dengan akuarium raksasa yang menyambut para pengunjung. Sempat pula berfoto-foto sebentar sambil menunggu arahan pendamping rombongan dan sebagian lain ada yang ke toilet. Setelah itu kami menuju bus yang akan mengantarkan kami ke Madinah. Karena perjalanan Jeddah-Madinah juga masih jauh, akhirnya kami makan malam di dalam bus. 


Aku lupa perkara apa yang kami hadapi di rentang pukul 22.00-00.00 WSA itu hingga akhirnya pukul 00.00 WSA kami baru bisa jalan dari Jeddah menuju Madinah. Selama perjalanan kugunakan untuk tidur sejenak. Selama penerbangan, aku tidak tidur sama sekali sebab aku menunggu jadwal magrib agar bisa berbuka puasa. Lucunya hari itu, semua orang mengatakan aku sudah bisa berbuka, sementara langit di luar masih biru. Itu karena mereka cuman melihat jam mereka yang masih pengaturan Indonesia. Aku berpatokan jika langit mulai jingga dan kemudian gelap, itu baru aku bisa berbuka puasa dan melaksanakan salat magrib sekaligus jamak qashar.


Akhirnya kami tiba di Madinah sekitar dua puluh menit sebelum waktu subuh di sana. Dua puluh menit itu tak sempat apa-apa. Hanya mengantri ambil kunci kamar dan lalu memasukkan koper ke dalam kamar. Kami sempatkan berwudhu dan segera ke masjid. Itu saja kami sudah duduk di bagian terluar dengan suhu hari itu sepuluh derajat. Dingin sekali.


Masyaallah, pertama mendengar azan subuh di Masjid Nabawi hatiku bergetar. Sungguh, aku benaran berada di Madinah, tanah suci umat islam, kampung halaman nabi. Ada getar yang tak bisa kukatakan. Diantara ngiungan laron yang berterbangan, suara azan subuh itu sangat syadu. Ditambah pemandangan langit Madinah yang memang istimewa.

Masjid Nabawi
Di dalam Masjid Nabawi

Seusai salat subuh, mamaku dan rombongan lain mengajak balik ke kamar untuk istirahat. Ada jadwal rombongan yang harus diikuti. Sementara aku belum mau balik ke kamar meski tubuhku cukup lelah. Aku ingin melihat payung Masjid Nabawi terbuka. Aku ingin buat video. Maklumlah korban video reels instagram.


Benar saja, payung masjid terbuka sebelum pukul 07.00 WSA. Masyaallah indah sekali. Ditambah keindahan langit subuh itu yang beranjak naik. Setelah payung terbuka, waktu salat syuruq pun tiba. Aku sempatkan melakukannya dan setelah itu balik ke kamar. Benar saja, selama di Madinah, hanya subuh itu bisa melihat payung terbuka. Selebihnya payung sudah terbuka terus karena musim dingin telah dimulai.

Foto di bawah payung
Setelah payung terbuka

Bersambung ....






    

        

  Buah Jeruju    

    Kemarin jerawat di wajahku muncul lagi. Jerawat masih betah di wajahku. Bisa dibilang dalam sebulan itu, hanya satu minggu saja wajahku bersih dari jerawat. Seorang teman memberitahuku bahwa ia sudah lama tidak berjerawat sejak memakan buah jeruju. Penasaranlah aku kan bagaimana bentuk buah jeruju itu. Tapi aku pun tak tahu harus mencari dimana. Lalu temanku itu memberikan buah jeruju beberapa waktu setelahnya. Ia memberiku segenggam buah jeruju yang dipetiknya dari pohon di dekat Pantai Gading. Pantai Gading adalah salah satu nama Pantai di daerah tempat tinggalku yaitu di Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.  

     Ketika memegang buah jeruju di sekolah, beberapa teman guru lainnya menghampiri dan mengatakan bahwa buah jeruju banyak manfaatnya. Aku saat itu hanya bilang bahwa aku disarankan mencoba memakan buah jeruju agar jerawat di wajahku tidak meradang. Bismillah ya selagi itu produk alami, insyaallah aku coba. Sok tau nya aku, kukunyahlah buah jeruju itu. Ternyata pahit minta ampun. Rupanya tidak perlu dikunyah, hanya perlu ditelan. Kalau ditelan tidak terasa pahitnya.

Mengenal Jeruju

     

Jeruju di Hutan

       Jeruju merupakan flora yang berkembang secara alami di kawasan pesisir, tepi aliran air, dan wilayah berlumpur yang memiliki tanah basah berharga. Buah Jeruju memiliki bentuk oval dan terdapat sejumlah biji kecil berwarna abu-abu putih di dalamnya.

        Jeruju memiliki nama ilmiah acanthus ilicifolius. Jeruju merupakan tumbuhan semak dari keluarga Acanthaceae. Tumbuhan ini berasal dari Australia, Australasia, dan Asia Tenggara. Tumbuhan ini biasanya digunakan untuk mengobati asma dan rematik.

Morfologi Tanaman Jeruju:

Bagian Tanaman

Deskripsi

Batang

Berkayu, tegak, sering bercabang. Warna hijau keunguan.

Daun

Menyerupai daun holly (berduri di tepi), tebal, kaku, dan berwarna hijau tua.

Bunga

Ungu kebiruan, tersusun dalam malai (inflorescence).

Buah

Berwarna hijau saat muda, menjadi coklat saat tua. Bentuk bulat telur agak pipih, berisi 2–4 biji.

Akar

Akar serabut, bisa tumbuh baik di tanah berlumpur (mangrove)

 

Kandungan dan Komponen Aktif dalam Jeruju

        Tanaman jeruju, terutama bagian daun dan buahnya, diketahui mengandung berbagai senyawa bioaktif yang memiliki efek farmakologis. Berikut ini uraian kandungan dan fungsinya:

 1. Flavonoid

  • Fungsi: Antioksidan kuat yang menangkal radikal bebas.
  • Manfaat: Membantu mengurangi peradangan, mempercepat penyembuhan luka, dan memperbaiki kerusakan sel kulit.
  • Terkait jerawat: Flavonoid menekan aktivitas bakteri penyebab jerawat seperti Propionibacterium acnes.

2. Tanin

  • Fungsi: Antimikroba dan astringen (mengencangkan kulit).
  • Manfaat: Membunuh bakteri, mengecilkan pori-pori, dan mengurangi produksi minyak berlebih.
  • Terkait jerawat: Sangat efektif untuk meredakan jerawat meradang.

3. Saponin

  • Fungsi: Pembersih alami dan antioksidan.
  • Manfaat: Membersihkan pori-pori dari minyak dan kotoran, serta memperkuat sistem kekebalan kulit.
  • Terkait jerawat: Mencegah timbulnya jerawat baru.

4. Alkaloid

  • Fungsi: Antinyeri, antibakteri, dan antiinflamasi.
  • Manfaat: Mengurangi rasa gatal, perih, dan nyeri di area kulit berjerawat.
  • Terkait jerawat: Meredakan efek inflamasi dari jerawat meradang.

5. Terpenoid

  • Fungsi: Antioksidan, antitumor, dan antiinflamasi.
  • Manfaat: Menghambat pertumbuhan mikroba dan menjaga keseimbangan kulit.
  • Terkait jerawat: Membantu mencegah infeksi sekunder akibat jerawat pecah.

6. Polifenol

  • Fungsi: Antioksidan dan antiradang.
  • Manfaat: Melindungi jaringan kulit dari kerusakan sel.
  • Terkait jerawat: Mengurangi kemerahan dan pembengkakan.

   Berdasarkan penelitian oleh Nusaibah (2021) dalam artikelnya yang berjudul Pemanfaatan Ekstrak DaunJeruju (Acanthus ilicifolius) sebagai Bahan Aktif Krim Anti Acne menunjukkan bahwa ekstrak daun jeruju dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam krim anti-jerawat. Kandungan tanin dalam jeruju berperan sebagai antibakteri dan antiinflamasi, yang efektif dalam mengatasi jerawat.

   Terjawab sudah tanda tanyaku apa kandungan di dalam buah jeruju yang dapat mengatasi jerawat. Hasilnya di wajahku bagaimana? Kita lihat perkembangan selanjutnya ya :)


Jeruju si Penumpas Jerawat

by on April 14, 2025
                 Buah Jeruju           Kemarin jerawat di wajahku muncul lagi. Jerawat masih betah di wajahku. Bisa dibilang dalam sebulan i...

 

RAMADAN

Mendengar bulan ramadan, kita pasti akan langsung teringat dengan ibadah puasa dan waktu memperingati wahyu pertama kali turun. Semua manusia berbondong-bondong untuk menjadi lebih taat karena tahu bahwa bulan kesembilan dalam kalender hijriah ini merupakan bulan semua amal dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Memang seharusnya bulan ramadan menjadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri.


Momen untuk Mengubah Pola Hidup

Di bulan-bulan lainnya, kita terbiasa hiruk pikuk seakan diatur oleh waktu. Padahal setiap kita memiliki total waktu yang sama yaitu dua puluh empat jam. Tapi kita sadari, terkadang kita lalai melaksanakan salat karena masih diburu pekerjaan, di perjalanan dan seabrek kegiatan dunia lainnya. Kita seakan tidak bisa melepaskan diri sebentar saja untuk mendahulukan salat wajib.

Selain itu, kita juga mungkin terbiasa santai dan menunda pekerjaan yang sekiranya masih memiliki deadline yang cukup panjang. Tanpa disadari, tiba-tiba hari berganti. Kita sibuk dengan perkembangan dunia di sosial media. Terkadang lupa bahwa ada anak, istri, suami atau orang tua yang seharusnya lebih banyak kita beri perhatian.

 Apakah itu semua masih kita lakukan selama ramadan ini? Marilah sejenak kita merenunginya. Selayaknya ramadan ini adalah waktu untuk kita kembali menata diri, mengubah pola hidup dan kebiasaan buruk kita menjadi lebih baik.


Momen untuk Memfokuskan Diri

      Adanya puasa di bulan ramadan ini menuntut kita untuk dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Kapan waktunya kita tilawah alquran, salat, belajar, bekerja dan lainnya. Saking terbatasnya waktu ini, kita perlu melatih konsentrasi dan fokus diri dalam melakukan kegiatan. Kita harus bisa mengelola energi dalam diri agar tetap konsisten berkegiatan

      Kita harus memiiliki manajemen waktu yang lebih baik agar ibadah, produktivitas dan Kesehatan tetap dapat berjalan dengan seimbang. Ramadan melatih kita bagaimana ibadah kita semakin berkualitas tapi kita juga dapat terus berkembang.


Momen untuk Refleksi dan Resolusi

        Ramadan berlangsung sebagaimana bulan lainnya sekitar dua puluh sembilan hingga tiga puluh hari. Banyaknya pahala yang ditawarkan selama ramadan, hendaknya menjadi momen refleksi dan resolusi. Merefleksi hari yang telah berlalu sebelum ramadan, mentaubatinya dan kemudian menjadikannya sebagai hikmah untuk hari ini. Ramadan menjadikan diri lebih taat. Setelah itu membuat resolusi bagaimana latihan selama ramadan tetap bisa berlanjut di bulan berikutnya. Perbaikan diri pasca ramadan merupakan produk dari diterimanya sebuah amal.

        Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan,

“Membiasakan puasa setelah puasa Ramadan merupakan tanda diterimanya amal puasa di bulan Ramadan. Sesungguhnya Allah jika menerima suatu amal hamba, maka Allah beri ia taufik untuk melakukan amal shalih setelahnya.”

 

MASJIDIL HARAM
Dokumentasi Pribadi

Atas izin Allah di akhir Desember 2024 yang lalu, aku dan mama mendapat kesempatan umroh untuk pertama kalinya. Sebuah perjalanan spiritual yang sebenarnya sudah lama aku impikan. Sejak kecil sekitar SD tepatnya aku sudah menyebut-nyebut ingin umroh dan haji tiap kali ada guru atau tetangga yang berangkat. Aku rela mendatangi, meminta doa dan mencium tangan mereka. Saat itu aku pun belum tahu apa manfaat yang kudapat jika aku umroh dan haji. Yang kutahu hanyalah Mekkah dan Madinah adalah dua kota suci umat islam.

Sesampainya di tanah suci, baru aku tahu bahwa begini rupanya kenapa manusia berbondong-bondong untuk berulang kali kembali ke Mekkah dan Madinah. Umroh ternyata memang ibadah penuh pengorbanan berupa pengorbanaan harta, fisik dan keyakinan.

 

1. Keistimewaan Madinah

Madinah memiliki nama lengkap al-Madinah al-Munawwarah artinya adalah kota yang bercahaya atau kota yang cemerlang. Madinah adalah merupakan kota suci yang mana di kota tersebut terdapat dua dari empat masjid paling suci tempat Nabi Muhammad beribadah yaitu Masjid Nabawi dan Masjid Quba.

Masjid Nabawi adalah masjid terbaik setelah Masjidil Haram. "Salat di Masjidku ini lebih baik dari seribu salat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram."[HR.Bukhari dan Muslim]. Di Masjid Nabawi ini terdapat Raudah. Raudah adalah salah satu diantara taman surga. Nabi bersabda."Lokasi yang berada diantara rumahku dan mimbarku adalah salah satu dari taman surga.[HR.Bukhari dan Muslim]

Selain itu, terdapat pula Masjid Quba. Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun oleh nabi. Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Sahal ibnu Hunaif: "Barang siapa yang keluar untuk mendatangi mesjid ini—Mesjid Quba—kemudian shalat di dalamnya, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala umrah." [HR. An-Nasâ'i]. Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Usaid ibnu Zhuhair, Nabi juga bersabda, "Shalat di Mesjid Qubâ` laksana umrah." [HR. At-Tirmidzi]

 

2. Keistimewaan Makkah

Makkah berasal dari kata "imtakka', yang artinya mendesak atau mendorong. Kota ini disebut Makkah karena manusia berdesakan di tempat tersebut. Di Makkah terdapat Ka’bah yang merupakan kiblatnya umat muslim. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada satu pun negeri melainkan akan diinjak Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Tidak satu pun lorong menuju kota tersebut, kecuali di sana terdapat para Malaikat yang berbaris, menjaga kota tersebut." (HR. Al-Bukhari). Salat di Masjidil Haram pahalanya serratus ribu kali salat di masjid lain.

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]